
Jepara – Hari Guru Nasional bukan sekadar peringatan tahunan ataupun tanggal di kalender. Bagi banyak orang, hari ini adalah ruang hening yang mengajak kita menengok perjalanan hidup, mengingat sosok guru yang pernah hadir dalam masa tumbuh kita—baik sebagai pendidik, motivator, maupun pembentuk karakter.
Setiap orang yang pernah duduk di bangku sekolah tentu memiliki rekaman kenangan tentang guru: suara yang lembut namun tegas, teguran yang membangun, senyum yang menenangkan, atau nasihat sederhana yang hingga kini masih mengiringi langkah hidup. Di balik fasilitas yang kadang terbatas dan situasi pendidikan yang tidak selalu ideal, guru tetap hadir dengan dedikasi tanpa batas. Mereka adalah cahaya dalam sunyi, yang tetap menyala meski tak pernah meminta balasan.
Guru bukan hanya sosok yang mengajar di kelas. Mereka adalah fondasi masa depan bangsa. Dari tangan mereka, lahir generasi yang cerdas, berkarakter, dan mampu berdiri di tengah perubahan zaman. Nilai, ilmu, dan keteladanan yang ditanamkan bukan hanya untuk hari ini, tetapi menjadi bekal menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
Namun, perubahan zaman membawa tantangan baru. Di era digital yang bergerak begitu cepat, guru dituntut terus berinovasi. Mereka harus beradaptasi dengan teknologi, metode pembelajaran modern, dan pola pikir generasi yang serba instan. Guru kini bukan hanya pengajar—mereka adalah pembelajar sepanjang hayat.
Di balik pengabdian itu, beban yang dipikul tidaklah ringan. Banyak guru menghadapi kesenjangan dukungan, kebijakan yang membatasi ruang gerak kreatif, hingga kritik yang sering datang tanpa memahami proses pendidikan yang sesungguhnya.
Sering kali mereka berdiri sendiri ketika menghadapi tekanan dan tuntutan.
Padahal, pendidikan sejati bukan hanya terjadi di ruang kelas. Ia tumbuh melalui kolaborasi: guru, orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Jika salah satu peran melemah, pendidikan karakter anak pun pincang.
Momentum Hari Guru Nasional hari ini menjadi pengingat sekaligus ajakan kepada kita semua. Sudahkah kita memberi penghormatan yang layak untuk mereka? Sudahkah kita mendukung perjuangan mereka dalam menjaga api pendidikan tetap menyala?
Karena di balik bangsa yang maju, selalu ada guru yang terus menanam harapan.
“Selamat Hari Guru Nasional.”
Semoga peringatan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga refleksi agar kita dapat menjadi guru bagi diri sendiri dan orang lain—seperti pesan Ki Hajar Dewantara:
“Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.( Umi Kulsum MPd)***