Lumbunginformasi.id Jepara, 4 Januari 2025 – Istilah “Locavora” (atau “locavore” dalam Bahasa Inggris) mulai dikenal sejak awal 2000-an. Kata ini mengacu pada individu yang hanya mengonsumsi pangan lokal, yaitu makanan yang diproduksi oleh petani dalam radius sekitar 120 km. Fenomena ini lahir dari kesadaran akan dampak negatif gaya hidup yang mengandalkan pangan impor, seperti kontribusi terhadap pemanasan global, pemborosan energi, dan ketidakpedulian terhadap petani lokal.
Fenomena ini bermula di California, di mana sekelompok ibu rumah tangga kelas atas yang biasa mengadakan pertemuan makan malam mewah tersadar bahwa bahan makanan impor yang mereka konsumsi berdampak buruk bagi lingkungan. Kesadaran ini melahirkan gerakan baru: hanya mengonsumsi pangan lokal. Dari sinilah istilah “locavora” terinspirasi, memadukan konsep dari istilah biologi seperti “omnivora,” “karnivora,” dan “herbivora.”
Fenomena ini semakin relevan di tengah ancaman krisis pangan global yang diperkirakan terjadi tahun depan. Di Indonesia, ketergantungan pada pangan impor telah menyumbang pada defisit neraca keuangan (Current Account Deficit). Pemerintah dan masyarakat dituntut untuk mengubah pendekatan manajemen pangan dengan memprioritaskan kemandirian pangan lokal.
Gerakan Locavora di Jepara
Di Jepara, pemerintah daerah harus mulai menggalakkan gerakan hemat pangan impor. Namun, perubahan besar hanya dapat tercapai jika didukung oleh masyarakat. Oleh karena itu, inisiatif seperti “Jepara Locavore Society” menjadi sangat penting. Gerakan ini bertujuan menanamkan nilai bahwa konsumsi produk impor adalah sesuatu yang harus dihindari, sementara konsumsi pangan lokal dianggap keren dan kekinian.
“Jika gaya hidup locavora ini dipelopori oleh tokoh masyarakat dan idola, dampaknya akan sangat signifikan,” ujar seorang aktivis Jepara Sunarto, S.Pd dalam konferensi pers. Langkah kecil seperti ini diyakini mampu memberikan kontribusi besar bagi perekonomian lokal dan nasional.
Melalui perubahan pola pikir dan gaya hidup, masyarakat Jepara diharapkan menjadi teladan dalam mendukung kemandirian pangan, mengurangi ketergantungan pada impor, serta membantu menjaga keberlanjutan lingkungan dan perekonomian daerah. Locavora bukan sekadar tren, tetapi gerakan yang dapat menjadi solusi jangka panjang bagi Jepara /Indonesia.
Sumber : Dd S
Lumbunginformasi.id Jepara