
Lumbunginformasi.id
Jepara – Literasi budaya kembali hidup dan menggema di Pendopo Kampung Lembah Manah Joglo, Rabu malam (17/12/2025), melalui pagelaran wayang santri dan musik tradisional kentrung dengan lakon “Bimo Suci – Ngelmu Sangkan Paraning Dumadi”. Acara yang dikemas penuh nilai kearifan lokal ini mendapat antusias warga dari tiga kecamatan, yakni Bate, Pecangaan, dan Kalinyamatan.
Sejak sore, suasana pendopo telah dipenuhi warga, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat. Kehangatan terpancar dalam acara pembuka, melalui doa bersama dan tahlil yang dipimpin Dalang Ki Sholeh Ronggowarsito, S.Pd.I. Kebersamaan makin terasa saat warga menikmati beragam hidangan tradisional polo wijo, sambil ditemani iringan gending Jawa yang bergema syahdu, menghadirkan keakraban penuh harmoni dan nuansa romantis di tengah masyarakat.
Pada pukul 19.25 WIB, Ibu Lestari Moerdijat selaku Wakil Ketua MPR RI tiba bersama rombongan. Kehadiran mereka didampingi Wakil Ketua DPRD Jepara, H. Pratikno, dan disambut langsung oleh H. Nur Hidayat selaku Pembina Yayasan Azharul Hikmah. Dalam kesempatan tersebut, Lestari Moerdijat secara resmi meresmikan Kampung Literasi “Lembah Manah” yang berada di bawah naungan Yayasan Azharul Hikmah.

Usai peresmian, Lestari meninjau lokasi temu penggiat literasi serta Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Jepara dan berdialog dengan para pegiat literasi budaya. Forum tersebut bertujuan mengintegrasikan literasi dengan kearifan lokal, salah satunya melalui PD Forum TBM Jepara.
H. Hisam Zamroni, selaku pengurus PC NU Jepara sekaligus pegiat Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia), menyampaikan komitmen pengembangan seni budaya Jepara secara berkelanjutan. Ia menekankan peran Lesbumi dalam melestarikan tradisi lokal, termasuk batik, ukiran, tarian tradisi Horog-horog, kuliner khas Pindang Serani, serta pelibatan seniman, budayawan, dan tokoh agama dalam beragam kegiatan budaya.
Malam literasi budaya semakin lengkap dengan simbolisasi penyerahan Gunungan Wayang oleh H. Nur Hidayat kepada Lestari Moerdijat. Gunungan tersebut kemudian diserahkan kembali kepada Dalang Ki Sholeh Ronggowarsito sebagai penanda dimulainya pagelaran wayang santri, dan Kentrung. Among Jiwo SMK N 1 Kedung.

Pagelaran budaya ini bukan hanya menjadi ruang apresiasi seni, tetapi juga sarana pendidikan spiritual dan sosial bagi warga. Melalui lakon “Bimo Suci – Ngelmu Sangkan Paraning Dumadi”, masyarakat diajak menghayati nilai-nilai kehidupan, mengenali asal usul kejadian, hingga filosofi tentang tujuan dan makna hidup.
Acara ini diharapkan mampu memperkuat identitas budaya Jepara serta menjadi ruang edukasi kreatif bagi generasi muda. Upaya integrasi literasi dan kearifan lokal pun menjadi bagian penting dalam memperluas wawasan masyarakat, sekaligus menjaga warisan budaya agar terus hidup dari masa ke masa.
Dengan antusiasme masyarakat yang begitu tinggi, pagelaran ini menjadi bukti bahwa seni tradisi tidak sekadar hiburan, melainkan energi budaya yang menyatukan, mendidik, dan memperkokoh nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat***
Ads
Lumbunginformasi.id Jepara