Lumbunginformasi.id Jepara – Halaman Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara selama dua hari terakhir tampak berbeda dari biasanya. Puluhan seniman dari komunitas Perupa Art dan komunitas menulis Membaca Jepara hadir untuk memeriahkan acara Harmoni Ramadan: Ngabuburit dalam Karya, yang digelar pada Jumat dan Sabtu, 21-22 Maret 2025.
Acara dibuka dengan Performance Art, di mana para seniman menampilkan seni pertunjukan yang interaktif dan ekspresif. Setelahnya, komunitas Perupa Art menggelar sesi melukis on the spot, di mana para pelukis membawa kanvas mereka dan mulai berkarya di halaman kantor dinas. Di sisi lain, komunitas Membaca Jepara menghadirkan pembacaan puisi dan karya sastra secara estafet, menciptakan suasana seni yang begitu hidup.
Antusiasme penonton semakin meningkat saat Band Ramesti tampil membawakan lagu-lagu reggae hingga menjelang waktu berbuka. Para seniman, pejabat dinas, dan pengunjung turut berbuka bersama dan melanjutkan kebersamaan dalam sesi ramah tamah.
Menjalin Sinergi Seniman dan Stakeholder
Didin Ardiyansyah, vokalis Band Ramesti, mengapresiasi acara ini sebagai wadah yang mempertemukan berbagai seniman dalam satu panggung. “Sangat jarang ada acara lintas seniman seperti ini. Harapannya, seniman bisa terus guyub, rukun, dan bersinergi satu sama lain,” ujarnya.
Ketua Umum Dewan Kesenian Daerah Jepara, Kustam Ekajalu, menegaskan pentingnya dukungan terhadap seniman lokal. “Kegiatan ini diharapkan mampu mempererat hubungan antara pelaku seni dan birokrasi, agar kesenian Jepara semakin kuat dalam identitas dan kualitasnya,” katanya.
Sementara itu, Ketua Perupa Art sekaligus Divisi Seni Rupa Dewan Kesenian Daerah Jepara, Totok Sunarto, menambahkan bahwa acara ini menjadi momentum awal untuk menjalin komunikasi yang lebih erat dengan dinas terkait. Ia berharap ke depan akan ada diskusi rutin antara seniman dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Hari Kedua: Edukasi dan Musik Anak-anak
Pada hari kedua, acara dilanjutkan dengan edukasi bertajuk Penggunaan Plastik dalam Kehidupan Sehari-hari, yang diinisiasi oleh Sekretariat Bersama Pecinta Alam Jepara dan komunitas lingkungan Jepara Green Generation. Materi disampaikan oleh Faris dan Arum, yang membahas dampak lingkungan dari plastik sekali pakai. Sesi ini semakin menarik dengan adanya doorprize bagi peserta yang mampu menjawab pertanyaan.
Setelah edukasi, giliran Rafa Griya Music yang tampil dengan pertunjukan musik anak-anak. Enam anak berbakat—Damar, Ethan, Rendra, Cahaya, Maska, dan Tama—menunjukkan kepiawaian mereka bermain drum, menyuguhkan hiburan yang memukau para penonton.
Sayangnya, hujan deras membuat pertunjukan musik puncak yang seharusnya digelar terpaksa dibatalkan. Namun, acara tetap ditutup dengan diskusi ringan dan ramah tamah antara seniman dan perwakilan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara, Budhi Sulistiyawan, menyampaikan apresiasinya terhadap acara ini. “Kami sangat berterima kasih kepada semua seniman yang telah bersinergi dalam berkarya. Ini adalah ruang yang sangat baik bagi pelaku seni untuk terus berkembang. Saatnya kita bersinergi dalam bentuk dan konsep apa pun, karena selama kita bergerak bersama, segala sesuatu bisa kita wujudkan,” tutupnya.
Acara Harmoni Ramadan: Ngabuburit dalam Karya sukses menjadi ajang silaturahmi, kreativitas, dan kolaborasi lintas komunitas seni di Jepara. Semoga inisiatif seperti ini terus berlanjut dan menginspirasi banyak pihak.
Hadepe
Lumbunginformasi.id Jepara